PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
_Oleh : Abdur Rochman, S.Kom., MM_
(Ketua II DPW BKPRMI DKI Jakarta/ Bidang Litbang LPPSDM DPP BKPRMI)
_”Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,_
_menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar._
_Mereka itulah orang-orang yang beruntung”_
_QS. Ali Imran/3 : 104)_
Peran Guru dalam Perspektif Al-Qur’an
Dalam Dunia Pendidikan, peran Guru sebagai Pendidik dengan Peserta Didik atau peran Guru dan Murid/Siswa sangatlah penting. Peran Guru dalam Pendidikan Islam perspektif Al-Qur’an yaitu _Murobbi_ yakni Guru sebagai pembina (mentor) yang mendidik para peserta didik (mentee) sedemikian rupa, dengan ilmu dan akhlaq. _Mu’allim_ artinya Guru yang memiliki pengetahuan mendalam tentang berbagai hal yang diajarkan kepada Murid/Siswa yang berusaha menjadikan murid-muridnya tahu, setelah sebelumnya mereka belum tahu (pun tidak terbatas pada guru sekolah/madrasah) .
_Mu’addib atau Musyrif_ yakni Guru sebagai _Educator_ (pendidik) yang mengajarkan Adab (etika dan moral). _Mudarris_ adalah Guru yang menyampaikan mata pelajaran di Sekolah/Madrasah sebagai Pendidik yang mendidik Para Peserta Didik. _Mursyid_ adalah fungsi Guru sebagai pembimbing spiritual yang mengajarkan ajaran Islam khususnya Ibadah sehari-hari _(yaumiyah)_ seperti : Pembiayaan Sholat berjama’ah di Masjid, Puasa _(shaum)&, Tahajud _(qiyamullail)_, Tilawah Al-Qur’an, dll. Serta membimbing murid/siswa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT _(taqorrub ilallah)_. Kata mursyid berasal dari bahasa Arab, yaitu irsyada yang berarti memberi tunjuk-ajar. Guru memiliki tugas untuk mendidik, membagikan ilmu, dan membimbing muridnya untuk mengenal Allah SWT _(ma’rifatullah)_.
Dalam Al-Qur’an, Guru memiliki kedudukan yang mulia dan profesi yang dihargai. Sehingga Guru harus memantaskan dirinya memiliki kompetensi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial.
_”Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu_
_dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”._
_(QS. Al-Mujadillah/58 : 11)_
Keberhasilan seorang Guru dalam mendidik (men- _tarbiyah_) para peserta didik tidak akan terlepas oleh profesionalisme Guru sebagai pendidik yang menjadi suri tauladan _(qudwah/uswah)_ bagi peserta didiknya. Dalam Al-Qur’an Allah SWT menjadikan subyek sebagai pendidik alam semesta sebagai gambaran bagi manusia untuk bisa mengaplikasikan ajaran langit dengan meggunakan bahasa yang membumi. Dengan demikian diharapkan bagaimana Allah SWT sebagai Pendidik “menjadi integral dengan manusia sebagai pendidik”, Sehingga pendidikan yang ideal menurut Al-Qur’an menjadi realistis di muka bumi ini. Keberhasilan Allah SWT sebagai pendidik alam jagad raya menjadi manefestasi manusia untuk meraih kesuksesan “yang serupa”.
Namun realisasinya dengan semakin “majunya perkembangan zaman”, menjadikan ajaran Al-Qur’an semakin termarjinalkan. Hal ini bisa diresapi oleh setiap individu bagaimana eksistensi pendidikan belakangan ini yang tidak memiliki arah secara hakiki. Pendidikan yang mestinya menjadi kewajiban individu terhadap penciptanya, kini hal tersebut sudah tidak memiliki atsar lagi. Kini pendidikan sudah tidak mengarah kepada ranah yang hakiki, justru mengarah pada prestise, tidak mementingkan moral _(akhlaq/adab)_, dan memprioritaskan pada hal yang materialistis. Namun seyogyanya diarahkan kembali _”on the track”_ pada prinsip-prinsip dasar dalam Islam, yaitu ke- _Tauhid_-an dan _Akhlaq_ berbakti kepada orang tua, melaksanakan sholat, dll.
_”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”_
_(QS. Luqman/31 : 13)_
Al-Qur’an dapat menjadi solusi untuk mengatasi dekadensi _(degradasi)_ moral karena mengandung nilai-nilai hikmah yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai tersebut dapat menjadi pedoman untuk menjaga akhlaq dan moral. Apabila seorang Guru melakukan kekeliruan baik dalan hal perkataan, perbuatan ataupun prilakunya, maka secara otomatis peserta didik atau murid/siswa akan mengikutinya. Seperti pribahasa : _“Guru kencing berdiri, Murid kencing berlari”_ yang artinya apapun yang dilakukan oleh Guru, akan ditiru oleh Murid/Siswa. Bukankah Guru merupakan sosok orang yang di- GUgu dan di- tiRU. Sehingga menjadi panutan atau tauladan _(role model)_ yaitu seseorang yang dapat dijadikan contoh atau inspirasi baik dari tindakan maupun cara berpikirnya
Peran Guru menyiapkan Generasi Masa Depan.
Rasulullah Saw bersabda :
_”Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”. (H.R. Ali bin Abi Thalib)._
Artinya, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan serta perkembangan zaman. Namun tetap dalam bingkai Islam dan dibawah naungan Al-Qur’an.
Dari hadits tersebut, sudah sangat jelas bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini serba berubah _(distruptif)_ sehingga Guru harus mampu adaptif. Di era _Revolusi Industri 4.0_ berbasis _Digitalisasi_. Sesuatu yang hari ini istimewa, tapi pada 10 atau 20 tahun mendatang bisa jadi hanya hal yang biasa-biasa saja. Tantangan masuknya ke era _Revolusi Society 5.0_ berbasis _Artificial Intellengence (AI)_ yakni kecerdasan tiruan atau buatan. Sesuatu yang hari ini mustahil kini bisa dilakukan, bisa jadi pada 10 atau 20 tahun mendatang bahkan kini adalah hal yang menjadi sangat mudah sekali.
Pentingnya peranan Guru dalam menyiapkan anak bangsa menjadi Sumber Daya Insani (SDI) yang handal guna menyambut bonus Demografi 2045. Mereka adalah Para Pahlawan tanpa tanda jasa yang turut dalam membangun jiwa bangsa dan negara dimasa depan menuju Indonesia Emas tahun 2045.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Terima kasih atas segala pengorbananmu untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Selamat Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2024 _“Guru Hebat, Indonesia Kuat”_. Dan teruslah berhidmat untuk terus menebarkan manfaat mencetak generasi penerus bangsa dan menjawab tantangan zaman.(AR) _Wallahu a’lam bishshowwab_