Memuliakan Kiai dan Pondok Pesantren sebagai Benteng Moral Bangsa

 

Di tengah arus modernisasi dan derasnya pengaruh globalisasi, keberadaan kiai dan pondok pesantren menjadi pilar penting dalam menjaga moral, akhlak, serta jati diri bangsa Indonesia. Kiai bukan sekadar tokoh agama, melainkan guru kehidupan yang menanamkan nilai-nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan tanggung jawab sosial. Sedangkan pesantren adalah lembaga yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membentuk karakter dan mental kemandirian para santri.

Memuliakan kiai berarti menghormati sumber ilmu dan penjaga warisan keilmuan Islam. Sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga kini, kiai telah menjadi pelita di tengah gelapnya kebodohan dan kemerosotan moral. Banyak kiai yang berperan besar dalam perlawanan terhadap penjajahan, dalam pendidikan rakyat, hingga pembinaan masyarakat pedesaan yang jauh dari pusat kota.

Pesantren, sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, telah melahirkan generasi ulama, pemimpin umat, dan tokoh bangsa. Sistem pendidikan di pesantren menanamkan nilai ta’dzim (hormat) kepada guru, ukhuwah(persaudaraan), dan tawadhu (rendah hati). Nilai-nilai ini kini mulai langka di dunia pendidikan modern yang sering menekankan kecerdasan intelektual tanpa diimbangi kecerdasan spiritual dan moral.

Namun sayangnya, di era digital ini, sikap menghormati dan memuliakan kiai serta lembaga pesantren sering kali terkikis oleh budaya instan dan kritik yang tak berdasar. Banyak anak muda lebih mengenal selebriti daripada ulama, lebih mendengar influencer daripada guru spiritualnya. Padahal, keberkahan ilmu datang dari adab dan penghormatan terhadap guru.

Karena itu, sudah seharusnya masyarakat, terutama generasi muda, menghidupkan kembali tradisi memuliakan kiai dan pesantren. Pemerintah juga perlu lebih serius memperhatikan kesejahteraan pesantren serta mendukung program penguatan literasi digital, kewirausahaan, dan moderasi beragama di lingkungan santri.

Kita harus sadar bahwa tanpa kiai dan pesantren, bangsa ini kehilangan ruh spiritualnya. Dari pesantrenlah lahir keseimbangan antara ilmu dan amal, antara iman dan kemajuan. Maka, memuliakan kiai dan pesantren bukan hanya kewajiban moral umat Islam, tetapi juga kebutuhan bangsa agar tetap beradab dan bermartabat.

Memuliakan kiai dan pesantren berarti menjaga sumber cahaya ilmu dan moral bangsa. Dari merekalah lahir insan-insan berakhlak, pemimpin berintegritas, dan masyarakat berperadaban. Sudah saatnya kita kembali menempatkan kiai dan pesantren pada posisi yang mulia — sebagai penjaga nurani Indonesia.

Wallahualam..

#Nanang Jahidin (Bang NJ)

 

Admin bkprmi Jakarta
Author

Admin bkprmi Jakarta

BKPRMI DKI Jakarta siap kolaborasi dan sinergi untuk Pembinaan dan Pengembangan Potensi Pemuda Remaja Masjid, Pemberantasan buta huruf AlQur'an, dan sosial masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com