Halal Bihalal: Saatnya Move On, Maafin Diri Sendiri dan Orang Lain

Halal Bihalal: Saatnya Move On, Maafin Diri Sendiri dan Orang Lain

Oleh: Nanang Mubarok (Ketua Umum DPP BKPRMI)

Lebaran tuh selalu punya vibes yang beda, ya? Setelah sebulan penuh nahan lapar, haus, emosi, dan segala ujian batin, akhirnya kita sampai juga di momen yang paling dinanti: Idulfitri. Tapi satu hal yang bikin Lebaran di Indonesia makin spesial adalah tradisi halal bihalal—yang bukan cuma soal maaf-maafan, tapi soal healing hati dan memperbaiki relasi.

Halal bihalal bukan sekedar ajang kumpul-kumpul atau salam-salaman. Ia adalah ritual kultural yang menyentuh dimensi spiritual dan sosial sekaligus. Dalam suasana ini, sekat-sekat usia, status sosial, bahkan konflik pribadi pun seolah mencair.

Makna terdapat dari halal bihalal adalah rekonsiliasi. Di negeri yang majemuk ini, perbedaan seringkali memicu gesekan. Tapi melalui silaturahmi Lebaran, kita diajak untuk kembali meneguhkan semangat ukhuwah—baik ukhuwah Islamiyah, Wathaniyah, maupun Insaniyah.

Buat Gen Z dan milenial yang hidup di tengah hustle culture, tekanan sosial, dan quarter life crisis, halal bihalal ini bisa jadi momen buat bernapas sejenak. Nggak cuma maafin orang lain, tapi juga _rekonsiliasi sama diri sendiri._ Karena jujur aja, kadang yang paling susah itu bukan minta maaf ke orang lain, tapi berdamai sama diri yang pernah kecewa, gagal, atau bikin salah.

Di tengah dunia yang serba cepat, kita kadang lupa esensi silaturahmi: ngasih ruang buat hati kita saling nyambung. Datang ke rumah saudara, salaman sama temen lama, atau sekadar ngobrol di teras sambil makan opor—semua itu healing, asal niatnya tulus. Bahkan Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa menyambung silaturahmi itu bisa memperpanjang umur dan memperluas rezeki. _That’s real barakah,_ bukan sekadar _good vibes._

Momen halal bihalal juga bisa jadi _turning point_ buat memperbaiki hubungan yang sempat renggang. Entah itu temen yang sempat ghosting, mantan yang masih ganjel di hati (ups!), atau keluarga yang udah lama nggak ngobrol baik-baik. Kadang, satu kata “maaf” bisa buka pintu kebaikan yang selama ini tertutup.

Tapi kalau nggak bisa ketemu langsung, ya nggak apa-apa. Dunia digital bisa bantu, asal tetep niatnya dari hati. Kirim voice note, DM, atau video call sambil bilang, “Maaf ya kalau aku ada salah, semoga kita bisa lebih baik ke depannya.” Simple, tapi meaningful.

Intinya, halal bihalal itu bukan cuma tradisi turun-temurun, tapi reminder tahunan bahwa kita manusia—penuh salah, tapi juga penuh harapan buat jadi lebih baik. Jadi, yuk manfaatin momen ini buat _clean up hati, reconnect sama orang-orang terdekat, dan renew semangat hidup._

Lebaran bukan akhir dari Ramadan, tapi awal dari versi terbaik dirimu yang baru.

Jangan biarkan halal bihalal hanya menjadi rutinutas seremonial. Jadikan ia momentum untuk memulai lagi, memperbaiki relasi, dan membangun solidaritas. Karena pada akhirnya, esensi idulfitri bukan sekadar kemenangan melawan hawa nafsu, tapi juga keberanian untuk mengeluarkan tangan dan merajut kembali yang sempet putus.

Admin bkprmi Jakarta
Author

Admin bkprmi Jakarta

BKPRMI DKI Jakarta siap kolaborasi dan sinergi untuk Pembinaan dan Pengembangan Potensi Pemuda Remaja Masjid, Pemberantasan buta huruf AlQur'an, dan sosial masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com