KHUTBAH JUM’AT : BAHAGIA DAN SENGSARA ADALAH PILIHAN

BAHAGIA DAN SENGSARA ADALAH PILIHAN

KHUTBAH JUMAT

Oleh

Muhammad Ali Mahfuz, S.Ag

 

الحمد لله الذى فضلنا بشهر شعبان وهو الذى اصطفى نبينا محمد المجتبى المؤيد.

اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمدا رسول الله.

وَأَشْهَدُ أَنَّ محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.

اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،وعلى اله وصحبه اجمعين.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى :

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

أمابعد

Sidang Jumat rahimakumullah

Allah swt berfirman ;

» أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الأَلْبَابِ «

“Apakah kamu (orang yang tiada beriman) lebih beruntung ataukah orang yang beribadat di waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada azab akherat dan mengharap rahmat Tuhannya?. Katakanlah, “Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?.” Sesungguhnya orang yang mempergunakan akalnya yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9).

 

Saudaraku,

Edisi refleksi khutbah hari ini adalah tentang keutamaan ilmu pengetahuan dan orang-orang yang meniti jalan di atasnya. Semoga siang, selepas Jumat ini dapat menggugah kita yang sedang lesu mengejar ilmu. Pengingat bagi kita yang lupa dengan pondasi kebahagiaan. Terlalaikan dengan senandung lagu hiburan. Terpesona dengan lambaian syubhat. Terbutakan dengan angin sepoi-sepoi semilir yang menyapa wajah.

Surat az-Zumar ayat 9, memberikan pengajaran kepada kita tentang peran vital ilmu bagi si empunya. Ia menggerakkan tubuh untuk menghidupkan malam dengan shalat malam. Ia melekatkan rasa khauf, rasa takut terhadap azab Allah dan siksa-Nya yang pedih di akherat. Ia mempertebal pengharapan diri kepada Ilahi. Ia menjadi sumber keberuntungan bagi kita. Baik di masa hidup mau pun setelah kematian kita.

Sebaliknya, hidup tanpa naungan ilmu adalah kegelapan nan gelap gulita. Substansinya merupakan kebutaan bathin. Kerapuhan spiritual. Kegersangan jiwa. Kematian hati. Kesuraman nurani. Kebuntuan nalar. Dan sudah barang tentu kebodohan di atas kebodohan. Kedunguan mental.

 

Saudaraku,

Abu Darda’ r.a pernah bertutur,

“Allah mengaruniakan ilmu bagi orang-orang yang beruntung, dan Dia mengharamkan ilmu bagi mereka yang sengsara.” (Mawa’izh al-sahabah, Shalih Ahmad al-Syami).

Abu Darda’ r.a, sahabat yang dipersaudarakan oleh Rasulullah s.a.w dengan Salman al-Farisi r.a ini, memberi batasan yang jelas perihal orang-orang yang akan berbahagia di akherat. Demikian pula sebaliknya ia menancapkan tolok ukur yang terang mengenai orang yang akan sengsara di sana.

 

Saudaraku,

Dimudahkannya menggali ilmu pengetahuan. Menghadiri majlis taklim. Mendatangi kajian ilmu. Dilancarkan proses belajar mengajar. Diberikan pemahaman dan daya serap yang tinggi terhadap ilmu. Mencintai orang yang berilmu dan yang meniti jalan ilmu. Dibukanya kran-kran ilmu di sela-sela kesibukannya mengais rezki dan menggeluti rutinitas sehari-hari. Senang menularkan ilmu kepada orang-orang di sekelilingnya. Tak patah arang saat gagal mendaki puncak ilmu. Lebih mencintai ilmu daripada harta benda dan yang senada dengan itu.

Jika yang demikian itu ada pada diri kita, berarti kita calon pasti menjadi orang yang bahagia di akherat sana. Sudah barang tentu setelah mengecap kebahagiaan di sini. Di dunia ini.

 

Saudaraku,

Sebaliknya, merupakan tanda bahwa kita akan sengsara di alam keabadian dan kehidupan yang kekal di akherat sana, jika kita terhalangi meraih ilmu pengetahuan. Malas mengejar ketertinggalan wawasan. Rela dengan kedangkalan pemaparan. Menjauhi majlis ta’lim.

Terlebih bagi orang yang membenci orang-orang yang menghadiri majlis ilmu. Memusuhi mereka yang menularkan ilmu kepada orang lain. Gerah duduk di taman ilmu. Menghalang-halangi orang lain meraih pengetahuan agama dan seterusnya. Itulah kemalangan sebelum kemalangan di sana. Kebangkrutan sebelum kesialan di akherat sana.

 

Saudaraku,

Di antara keberkahan ilmu; kita mampu mematikan kobaran syubhat. Membentengi akidah dan keyakinan kita. Mampu mendengar bisikan setan yang terhembus dalam hati. Menghindari setiap perangkat yang dipasang Iblis durjana. Menghindari lubang dosa dan kubangan maksiat. Mampu mengobati penyakit-penyakit hati. Dan yang seirama dengan itu.

Dengan ilmu, seorang kepala keluarga dapat membina keluarga bahagia. Menyelesaikan persoalan keluarga. Mendidik istri dan anak dengan cinta. Membersihkan debu-debu kesalahan yang hinggap dalam rumah tangga. Mengapresiasi prestasi anak dan istri tercinta. Mampu merubah “lelah” membimbing keluarga ke surga menjadi “lillah”. Mampu menjadikan kata “sebel” menjadi “sabar”. Dan seterusnya.

Dengan ilmu, rezki yang dititipkan Allah kepada kita menjadi “halalan thayyiban”. Tidak rela dengan hutang yang membelenggu jiwa. Harta yang mampir ke rumah kita, bukanlah harta riba. Hasil kecurangan. Membohongi orang lain. Mengambil hak orang lain. Dan seterusnya.

 

Saudaraku,

Mari mulai hari ini kita merenung sejenak. Mana yang lebih menguras pikiran kita, harta benda dan kenikmatan dunia yang ingin kita kecap? Ataukah ilmu pengetahuan yang kita kejar?. Mana yang lebih dominan menyapa kita setiap hari. Ilmu pengetahuan ataukah godaan dunia?.

Ketika kita mengunjungi dunia maya. Apa yang terbersit di hati kita? Apakah kita ingin menjadikannya sebagai kunci ilmu bagi kita. Atau justru kita ingin berkeliling dunia hiburan palsu dengannya?.

Jawabannya ada di hati kita. Apakah kita termasuk orang yang akan berbahagia di sana atau sebaliknya, kita menjadi orang yang merana yang tiada ujungnya.

Dan pastinya, dengan ilmu terbentang luas jalan menuju surga. Dan tertutup rapat tarikan-tarikan yang memperdaya kita ke neraka.

Ya Rabb, bukakanlah pintu-pintu ilmu pengetahuan untuk kami dan jangan Engkau halangi kami dari karunia-Mu berupa ilmu. Amien.

Walhasil, Mari terus jaga semangat menuntut ilmu dimanapun dan kapanpun, karena menuntut ilmu rentan waktunya dari buaian hingga ke Liang Lahat.

Wallahu a’lam bishawab.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ

عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

 

 

Admin bkprmi Jakarta
Author

Admin bkprmi Jakarta

BKPRMI DKI Jakarta siap kolaborasi dan sinergi untuk Pembinaan dan Pengembangan Potensi Pemuda Remaja Masjid, Pemberantasan buta huruf AlQur'an, dan sosial masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HTML Snippets Powered By : XYZScripts.com